
Kenaikan
jumlah angka penderita autis sungguh mencengangkan. Bagaimana tidak,
rasio anak yang terkena autis semakin banyak dengan perbandingan 1 dari
100 anak terdiagnosa positif autis.
Berdasarkan laporan berita
dari Institute Nasional Kesehatan Mental dan Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, didapatkan bahwa telah terjadi
peningkatan yang cukup besar dalam jumlah anak yang didiagnosis
mengalami autis.
Kini ditemukan rata-rata penderita autis adalah 1
dari 100 anak-anak, sedangkan perkiraan sebelumnya adalah 1 dari 150
anak-anak dan dulu orang beranggapan penderita autis adalah 1 dari 500
anak-anak.
Apa yang sebenarnya terjadi? Saat ini ada kesepakatan
secara umum bahwa faktor genetik diperkirakan turut menyempurnakan
risiko anak-anak autis, faktor lainnya adalah meningkatnya kesadaran
masyarakat mengenai penyakit ini sehingga meningkatkan pula diagnosis
untuk gangguan spektrum autis (autism spectrum disorders). Tapi ada juga
pemicu lain yang belum dapat diidentifikasi, seperti lingkungan,
makanan atau faktor keturunan.
Faktor pemicu lainnya tersebut seperti dikutip dari
Thedailygreen,
Selasa (6/10/2009) adalah lingkungan yang sudah terpapar merkuri atau
logam berat lainnya, air yang terkontaminasi, pestisida atau juga karena
pengguaan antibiotik.
Segala macam limbah beracun yang ada di
lingkungan diduga sebagai penyebab yang potensial. Dengan perkembangan
penelitian termasuk penelitian yang menonjol mengenai kesehatan
anak-anak, ada salah satu penyebab yang sudah tidak dipercaya lagi yaitu
penggunaan pengawet vaksin thimerosal yang diduga menyebabkan anak
autis. Kini pengawet tersebut sudah tidak digunakan dan tidak ada bukti
yang menunjukkan thimerosal menyebabkan anak autis.
Autis
merupakan gejala yang timbul karena adanya gangguan atau kelainan saraf
pada otak seseorang. Anak yang menderita autis jika kepalanya diperiksa
dengan menggunakan CT Scan semuanya akan terlihat normal-normal saja.
Diduga autis terjadi karena jembatan yang menghubungkan antara otak
kanan dan otak kiri bermasalah atau terhambat, dan sampai saat ini belum
diketahui apa yang membuatnya terhambat.
Sampai saat ini belum
ada satu penyebab yang pasti mengakibatkan anak autis. Tapi orangtua
sebaiknya secara bijaksana mengurangi paparan bahan kimia beracun selama
masa kehamilan dan masa perkembangan anak-anak.
Sumber : Detik.
Demikianlah artikel mengenai Faktor Pemicu Kenaikan Jumlah Penderita Autis
Semoga Bermanfaat..
Title : Faktor Pemicu Kenaikan Jumlah Penderita Autis
Description : Kenaikan jumlah angka penderita autis sungguh mencengangkan. Bagaimana tidak, rasio anak yang terkena autis semakin banyak dengan perbandi...