
Sebuah
cerita pribadi saya sendiri, pada tanggal 5 Oktober 2009, tepatnya dini
hari jam 02.00 WIB. ketika saya mengalami kendala tidak bisa tidur
akhirnya saya memutuskan untuk menonton TV, pada saat itu saya menonton
acara Mario Teguh Golden Ways. sebenarnya itu bukanlah waktu sebenarnya melainkan siaran ulang yang sebenarnya ditayangkan pada tgl 4 Oktober jam 19.00WIB.
saya sangat-sangat penasaran yang berakhir inspirasi dengan kata-kata pada topik yang dibahas yaitu “Saya + Tuhan = Cukup”.
bagi sahabat yang sedang berupaya mensucikan hubungan dirinya dan
orang lain. bacalah sepenggal artikel dibawah ini, semoga bermanfaat.
Kalau
kita berlaku kepada sesama, memberi bukan karena diminta-tapi karena
mengerti, maka Tuhan akan memperlakukan kita dengan hal yang sama,
memberi tanpa kita minta. Berikut adalah resume lengkap yang dicatat oleh team super dari mario teguh:
“Saya + Tuhan = Cukup”
Banyak
orang menganggap cukup itu kurang dan harus lebih, padahal lebih itu
harus mengurangi kalau kita tidak mengelolanya dengan baik.
Kali
ini kita akan belajar bagaimana memerankannya dalam kehidupan kita,
sehingga hidup kita sederhana, tetapi tidak sederhana dampaknya.
Kita
asumsikan sebuah formula, teh+gula=manis, terjadi suatu hal yang salah
kalau ternyata hasilnya adalah kopi manis. Berarti kita tidak cek
terlebih dahulu yang kita masukan itu teh atau bukan.
Kalau
begitu, waktu dikatakan Saya + Tuhan, cek komposisi-nya, apakah betul
itu Saya?, apakah ‘Saya’ masih membawa perasaan bersalah, dosa, dendam
di masa lalu ke pribadi yang sekarang?. Sehingga sebetulnya dia adalah
pribadi masa lalu yang pura2 ada sekarang.
Yang
kita butuhkan adalah pribadi yang ada sekarang, yang menerima adanya
dirinya. Plus Tuhan yang tidak digantinya dengan yang lain.
Cek
apakah kita betul2 berserah kepada satu kekuatan terbesar dan termulia
dalam kehidupan ini. Saya yang utuh plus Tuhan yang utuh, baru cukup
kehidupannya.
Untuk itu perbaiki
komponen pembentuk formula ini, saya-nya yang utuh - utuhkan pengetian
kita tentang Tuhan. Lalu Kita akan melihat dengan sesungguhnya apa yang
dimaksud dengan cukup ini. Dan itu adalah tujuan dari program kita kali
ini.
Dalam hidup ini, Kita itu
mempunyai keharusan2. Orang stress adalah orang yang mempunyai kemampuan
yang lebih kecil daripada keharusan2nya.
Orang2
yang damai dan yang mapan adalah orang yang mempunyai kemampuan lebih
besar daripada keharusan2nya. Selama anda lebih mampu daripada
keharusan, itu disebut cukup.
Keharusan
kita setiap waktu akan tumbuh, karena ketika dia masih single,
keharusannya dia hanya mengurusi dirinya sendiri. Setelah dia memutuskan
menikah, keharusan dia menjadi bertambah, dia + istrinya. Begitu juga
setelah mempunyai keturunan, keharusan dia-pun akan bertambah lagi.
Jadi
sebetulnya kita itu adalah insan2 yang sedang bersaing dengan
keharusan2nya. Orang biasa adalah orang yang ditekan dengan
keharusannya. Sementara orang hebat adalah orang yang mengharuskan diri,
bahkan lebih besar daripada yang diharuskan oleh orang lain.
Tuhan
itu pemilik keajaiban, sebagai pemilik (owner). Karena Beliau Maha
pengasih, maka akan memberi. Sehingga kita harus menjadi pribadi yang
mudah masuk dalam keadaan yang menjadikan ‘owner’ ini menjadi ‘giver’.
Jadi harus ada yang kita lakukan, supaya Tuhan tidak hanya memiliki keajaiban, tetapi memberikan keajaiban.
Apa
yang membuat kita diberi?, ‘Memintalah’. Dan yang harus kita lakukan
kalau meminta adalah ‘minta’. Berapa banyak orang yang sederhana sekali
dalam permintaannya.” Tuhan aku minta sedikit saja dari keajaban-Mu yang
telah menjadikan orang2 biasa hebat dalam kehidupan ini.”
Tetapi
ada orang yang tidak bisa bicara selancar itu, jadi dia katakan kepada
Tuhan “Tuhan aku tidak tahu caranya minta, tetapi aku buktikan dalam
pekerjaanku”.
Orang yang
mengupayakan sesuatu yang bisa dilakukannya, tidak perlu bantuan. Maka
lakukanlah sesautu yang besar, yang hanya bisa ditolong Tuhan.
Lakukanlah sesuatu yang terlalu besar untuk dibantu manusia. Itu adalah
tanda anda meminta keajaiban dari Tuhan. Dalam proses itu anda akan
mengatakan “Saya + Tuhan = Cukup”.
Tidak
mungkin kalau ada yang mengatakan Saya-Tuhan=Cukup. Semua orang yang
sedang tidak dekat dengan Tuhan pasti tidak damai. Baru tidak dekat saja
tidak damai, apalagi Tuhan tidak ada dalam kehiupannya.
Orang2
yang mengatakan Tuhan tidak ada, dia akan dimasukkan kedalam satu
keadaan terpaksa berharap kepada keadaan yang tidak dimengertinya, yang
istilah kita adalah Tuhan. Tidak mungkin orang bisa hidup tanpa yang
menciptakannya.
Saya + Tuhan =
Cukup, ketika anda sebut ‘Saya’, itu dibelakangnya ada orang hebat, ada
organisasi yang hebat, ada nama besar yang sangat berpengaruh. Kata
‘Saya’ sangat tidak ’simple’, kata ’saya’ sangat powerfull.
Jangan
lihat diri anda hanya badan, lihatlah diri anda juga sebagai keajaiban,
yang menyebabkan orang mengingat anda, menghormati anda dan
mendengarkan yang anda anjurkan. Jangan sederhanakan sesuatu yang hebat
seperti yang namanya ’saya’.
Dalam
keseharian kita, anda panggil atau tidak - Tuhan akan tetap hadir. Yang
tidak hadir itu, dihati anda. Jadi orang yang mau menghadirkan Tuhan
itu, hadir dikesadarannya.
Orang
yang mengatakan pemberian Tuhan kurang adalah orang yang telah
memberikan semua yang diterimanya, baru bisa bilang kurang. Orang yang
hanya menerima tetapi tidak memberi, tidak bisa bilang kurang.
Untuk
itu ada ‘paradox’ didalam harta, semakin kita menyimpannya, semakin
kita merasa harus mempertahankannya. Semakin kita memberinya, semakin
kita mudah mendapatkannya kembali. Tetapi kita sulit percaya, bahwa itu
caranya. Maka memberilah, karena anda tidak mungkin bisa memberi tanpa
menjadi lebih pantas untuk menerima.
Banyak
orang yang sudah memiliki sesuatu yang tidak dianggapnya sebagai
sesuatu, karena dia menolak mengenalinya sebagai berkat. Keberadaan kita
sendiri adalah sebagai berkah. Dan terkadang hal inilah yang mebuat
kita ragu dalam malam2 kita yang sendiri.
Sebetulnya
hidupku untuk apa?, kenapa aku harus menderita?, kenapa aku harus
ragu?, kenapa aku harus letih?. Pertama kali sadarilah, bahwa ’saya’
ada, dan ’saya’ tidak sederhana. Kalau saya kelihatan sederhana, karena
saya sederhana dalam kesadaran saya. Begitu saya memperbaiki kesadaran
saya tentang saya, saya menjadi bernilai.
Saya
+ Tuhan = Cukup, karena kalau saya bersama Tuhan, saya mensyukuri
sekali kelahiran saya. Berarti saya mensyukuri orang tua saya. Karena
kalau kita sudah menggunakan formula Saya + Tuhan = Cukup, kita akan
Damai, Gembira, dan Berani.
Orang
yang berani akan membanggakan orang tuanya, karena mereka telah
melahirka priadi kuat yang berani menghadapi yang tidak mungkin
dicapainya. Hal yang tidak mungkin dicapainya karena kalau ‘Saya’
sendirian, tetapi kalau Saya + Tuhan maka akan Cukup.
Berapa banyak orang yang dikatakan tidak mungkin sebelumnya, sekarang hidup dalam kemungkinan2 yang ajaib.
Orang
yang berani akan memuliakan orang tuanya, karena hanya orang yang
berani yang berupaya. Karena orang yang berupaya itu adalah orang yang
pertama kali Damai dengan keadaannya, Bergembira dengan semua yang
dimilikinya, dan Berani melakukan yang dikatakan tidak mungkin.
Apakah
dibutuhkan do’a yang banyak bagi Tuhan untuk melakukan sesuatu yang
ajaib bagi kehidupan kita?, tidak. Bahkan tidak memintapun, kalau Tuhan
melihat kita pantas bagi hadiah, kita akan diberikan.
Karena
yang diajarkan Tuhan kepada kita, itu bukan memberi kalau diminta.
Tetapi yang ingin Tuhan inginkan kepada kita adalah memberi karena
mengerti. Bahwa sebagian dari yang kita miliki adalah hak mereka yang
mebutuhkan bantuan. Bahwa tanda kita bersyukur menerima adalah berbagi.
Bahwa kita membaca raut sedih, apapun yang dikatakannya, sebagai
permintaan untuk diberi.
Kalau kita
berlaku kepada sesama, memberi bukan karena diminta, tapi karena
mengerti, maka Tuhan akan memperlakukan kita dengan hal yang sama,
memberi tanpa kita minta.
Seperti
kata Khalil Gibran “Bagaimana saya tahu apa yang saya minta, karena
kebutuhanku bahkan telah Engkau tetapkan jauh sebelum kelahiranku.
Karena aku bisa salah minta, tetapi yang tidak bisa salah adalah aku
berlaku dalam kebaikan”.
Jadi sebetulnya Tuhan tidak membutuhkan banyak permintaan untuk memberi, tetapi satu yang dinantinya adalah kepantasan.
Itu
sebabnya pribadi yang lengkap itu adalah pribadi yang SPIRITUAL dan
yang PROFESIOAL. Dia berdo’a seperti kepandaian tidak ada gunanya,
tetapi dia bekerja seperti Tuhan tidak akan membantu.
Betapa hebatnya orang ini - maksimal dalam kedekatannya dengan Tuhan, dan maksimal dalam kegunaannya bagi orang lain.
Karena
kita tidak mungkin jadi profesional tanpa menguntungkan orang lain, dan
kita tidak mungkin menjadi spiritual tanpa membahagiakan Tuhan dengan
kedekatan kita. Itu do’a yang lebih besar daripada hanya meminta, karena
do’a yang terbesar adalah bagi orang yang menjadikan kehidupannya -
permintaan untuk dikasihi Tuhan.
Yang
menghebatkan kehidupan kita bukan tepat atau salahnya pilihan kita.
Tetapi fakta bahwa kita memilih. Karena Tugas kita adalah memilih, untuk
salah dan benarnya kita tidak tahu.
Kalau
kita disayangi Tuhan, mau salahpun akan dibetulkan. Kalau kita
disayangi Tuhan, mau betulpun dibimbing supaya nanti berhasilnya besar.
Jadi bukan tepatnya pilihan, tetapi keberanian untuk memilih - lalu
menerima tanggung jawab dari pilihan. Berapa banyak pribadi yang
dipimpin oleh jiwa yang penakut.
Ada
yang baru mengenal Tuhan itu memiliki keajaiban, tetapi tidak meminta
Tuhan menggunakan keajaiban itu untuknya - baru memuja dan memuji tapi
lupa meminta. Karena sebagian orang do’a-nya hanya berisi keluhan. Malu
memita, merasa tidak pantas meminta. Meskipun Tuhan mengerti, Tuhan itu
ingin sekali kita tegas mengakui keadaan dan kemampuan Beliau dengan
kita meminta dengan jelas.
Tetapi
bagi orang super, tidak akan berhenti pada meminta kepada Tuhan menjadi
pelaksana dari keajaiban2 Beliau. Bagi pribadi yang super, mintalah
bahwa Tuhan itu menjadi pemberi dari sebagian kemampuan ajaib Beliau
kepada kita. Sehingga Beliau titipkan sebagian dari kemampuan itu pada
diri kita. Kita mengertinya dengan istilah wibawa, pengaruh, karisma
dll.
Kalau kita betul2 mengakui
keberadaan Beliau sebagai pemilik dari keajaiban, dan telah meminta
Beliau melakukan keajaiban dalam hidup kita - sekarang beranikan diri
untuk datang kepada Beliau, ”Tuhan aku sekarang meminta, bahwa Engakau
memberikan kepadaku sebagian dari kemampuan untuk menyebabkan kebaikan.”
Yang
menyebabkan orang akan merasa kesepian sekalipun di tempat yang ramai
adalah ketika dia tidak menjadi sahabat bagi dirinya sendiri. Dia tidak
mersa senang bersama dirinya, dia tidak menyadari bahwa dirinya itu ada.
Sebelum
memahami konsep apapun yang lebih besar mengenai ’saya’ - kembalilah
kepada kesadaran, bahwa anda tidak pernah sendiri, tetapi anda
bersahabat dengan diri anda sendiri.
Apakah
anda berbicara penuh kasih sayang kepada diri anda sendiri?, apakah
anda sebut nama anda dengan penuh penghormatan?. Maka hormati diri anda,
letakan harga yang tinggi pada diri anda, dan anda akan mulai berjalan
seperti membawa barang mahal.
Mari
kita pikirkan akhir dari perjalanan kehidupan kita. Kalau saya bisa
menerima Tuhan dengan formula Saya + Tuhan = Cukup, saya akan masuk
dalam perasaan damai. Karena saya damai, saya menjadi bebas untuk
bergembira. Karena saya gembira, saya lebih positif melihat segala
sesuatu menjadi mungkin, sehingga saya lebih Berani. Karena saya berani,
saya berupaya, dan karena upaya saya itu terjadi dalam waktu - dan
waktu itu berlanjut, maka upaya yang berlanjut itu disebut perjalanan.
Maka
hidup itu sebuah perjalanan yang diisi oleh upaya dari waktu kewaktu.
Karena kita berani, karena kita gembira, karena kita damai, karena kita
ber-Tuhan.
Bayangkan kita akan
kembali kepada Tuhan, apakah mungkin kita kembali kepada Tuhan dengan
hati yang marah atau dengan pikiran yang hasut. Kita ingin suci, kalau
kembalinya suci, maka perjalanannya harus suci.
Maka
anjurannya adalah, Sucikanlah pikiran kita dengan selalu sadar mengenai
keberadaan Tuhan. Kalau kita sadar Beliau ada, tidak mungkin kita isi
pikiran kita dengan hal yang tidak baik dengan kecurigaan atau tindakan
yang memalukan Beliau.
Sucikan semua hubungan anda dengan diri anda dan orang lain. Lalu perhatikan apa yang terjadi.
Demikian resume dari acara Mario Teguh Golden Ways dengan Topik “Saya + Tuhan = Cukup”.
Jika sekiranya didapati kekurangan - suatu kebahagiaan bagi kami,
apabila sahabat sekalian berkenan mengoreksi serta menyempurnakannya.
Terimakasih kepada Pak Mario Teguh, atas ilmu yang disampaikannya, semoga Allah meberkahi Bapak dan Keluarga.
Jika
sahabat ingin mendengarkan audio rekaman dari sepenggal artikel diatas
dari Pak Mario Teguh dalam format mp3, silahkan untuk download dibawah
ini
saya + tuhan = cukup
Semoga
Artikel ini Bermanfaat untuk Kita Semua dan Menjadi Inspirasi Kita
untuk Berbakti kepada Tuhan kita dan untuk Saling Membantu satu dengan
yang lainnya. Terima-Kasih.
Demikianlah artikel mengenai Mario Teguh : saya + tuhan = cukup
Semoga Bermanfaat..